Mantan Ketua Komunitas Dinding Windy Fachruddin sedang berbincang-bincang dengan wartawan di lobi Hotel Ibis Manado.
MANADO - Keberadaan pendidikan usia dini yang digagas Komunitas Dinding Manado, sudah sejak Februari 2010. Meskipun sudah berlangsung 10 tahun ternyata tak dilirik instansi pemerintah.
MANADO - Keberadaan pendidikan usia dini yang digagas Komunitas Dinding Manado, sudah sejak Februari 2010. Meskipun sudah berlangsung 10 tahun ternyata tak dilirik instansi pemerintah.
Hal
tersebut sesuai disampaikan mantan Ketua Komunitas Dinding periode lalu Windy
Fachruddin ketika diwawancarai sejumlah pewarta, di Hotel Ibis, Minggu
(26/1/2020).
“Pernah
komunikasi ke dinas, namun dasarnya kami bertujuan tidak untuk hal tersebut.
Karena mereka pula hanya menanyakan soal komunitas kami tapi sampai sekarang
belum datang kembali,” kata Facruddin pekerja di BPJS Kesehatan Kanwil Manado
ini.
TERKAIT: Pedagang Sambut Gembira Komunitas Dinding
TERKAIT: Pedagang Sambut Gembira Komunitas Dinding
Lanjut
dia, soal keberadaan mereka pula adalah tak mungkin tidak diketahui, karena
komunitas tersebut sering mengikuti acara oleh iven organizer tertentu seperti
Manado Creative atau Manado Youth Festival.
Sehingga
itu dapat dipastikan diketahui beberapa pihak termasuk pemerintah.
“Terdapat
beberapa pejabat yang datang menghampiri stand kami, namun sampai sekarang
tidak datang kembali,” imbuhnya.
BERITA SEBELUMNYA: Andi dan Nabil, 2 Bocah Putus Sekolah Mengais Pendidikan dari Komunitas Dinding
BERITA SEBELUMNYA: Andi dan Nabil, 2 Bocah Putus Sekolah Mengais Pendidikan dari Komunitas Dinding
Sempat
ada salah seorang pihak pemerintah datang menghampiri dengan menanyakan soal
kegiatan mereka yang sering mereka lakukan tiap Sabtu di Pasar Bersehati.
Meski
begitu, dia menyampaikan, untuk bantuan ada juga oleh sukarelawan terlibat,
dimana bantuan makanan, minuman ringan atau bingkisan sebagai reward
dikucurkan.
Disi
lain, dia menyampaikan, terdapat dua anak tuna runggu yang ikut pembelajaran
tersebut. Namun ada satu lebih memilih jadi tukang parkir.
Mengenai
total jumlah anak yang ikut, disampaikan bisa mencapai 70 orang dan jika
ditotalkan secara keseluruhan mencapai 150 anak kaum pedagang Pasar Bersehati
Manado tersebut.
Masih
Windy, hal apa pun yang datang mereka dasarnya terbuka menerima dan diakuinya,
sering melakukan koordinasi dahulu ketika ada yang mau membawa bantuan.
Tambahnya,
mereka bukan secara langsung memberikan pendidikan formal tapi dengan tujuan
membantu dengan ada hal tertentu dapat diubah, itu sangat membanggakan bagi
mereka.
“Jika
terdapat hal tertentu soal perubahan prilaku anak menjadi lebih baik, itu jadi
kebanggaan kami,” ungkapnya. (devy kumaat)