Langsung ke konten utama

Workshop sebagai pembuka Uji Kompetensi Jurnalis


Workshop sebagai pembuka Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) yang akan digelar di Manado, 25-26 Januari 2020. (beritamanado.com)



Manado – Bertempat di Hotel Ibis, Kota Manado, Jumat (24/1/2020), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bekerjasama dengan Kedubes Australia Jakarta, menggelar Workshop Etik daan Profesionalisme Jurnalis dengan tema Profesionalisme Jurnalis Menghadapi Hoax.

Yoseph Ikanubun, ahli pers dari Dewan Pers tampil pertama sebagai pembicara dengan membawa materi Etik Pers: Aturan dan Realisasinya serta Prinsip Penting dalam Peliputan dan Publikasi Berita. Yoseph berbicara Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang seharusnya menjadi dasar dari seluruh jurnalis di Indonesia.

“Kode etik jurnalistik untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh info yang benar,” kata Yoseph.


Ketua Majelis Etik AJI Manado Yoseph Ikanubun menjelaskan dalam slide tentang Kode Etik Jurnalistik.


Sementara, Hasudungan Sirait dari AJI Indonesia mengungkapkan media massa sesuai namanya adalah media milik masyarakat. Bang Has, sapaan akrabnya bilang, media harus benar-benar ikut kemauan atau mandat dari masyarakat bukan dari para pemodal.

Tak heran saat ini menurut Bang Has yang juga Kepala Sekolah Jurnalis AJI, banyak media yang kemudian tak bisa bertahan karena kehilangan mandat dari masyarakat, seiring dengan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada media yang terlalu tunduk pada kepentingan pemodal.

“Jika ada media yang tutup kemudian menyalahkan kondisi pembaca yang kurang, itu sebenarnya harus introspeksi, karena mereka telah kehilangan mandat dari masyarakat dalam hal ini pembaca mereka,” tutur Bang Has.

Sebelumnya, dalam pembukaan kegiatan Workshop, Ketua AJI Manado, Yintzhe Lynvia Gunde menyebutkan jika kegiatan ini merupakan pembukaan kegiatan UKJ.

“Saya ucapkan terima kasih untuk AJI Indonesia dan juga Kedubes Australia yang memberikan kepercayaan Manado sebagai tuan rumah rangkaian kegiatan Workshop dan UKJ,” kata Lynvia.


“Mari kita manfaatkan kepercayaan ini dengan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan sebaik mungkin dan memperoleh hasil yang benar-benar terbaik untuk kita semua,” ujar Lynvia kembali. (sumber:beritamanado.com)

Postingan populer dari blog ini

Komunitas Dinding Manado Memanusiakan Anak Putus Sekolah

Anak-anak putus sekolah yang belajar bersama Komunitas Dinding Manado. (IG: Dinding_Mdo) Manado – Setiap akhir pekan atau setiap hari Sabtu, sekelompok anak muda yang mengatas namakan komunitas Dinding Manado, merelakan waktu mereka untuk mengajar anak-anak yang sebagian besar putus sekolah di kompleks Pasar Bersehati, Kota Manado, Sulawesi Utara. Para relawan tersebut rata-rata masih mahasiswa dan karyawan swasta di Kota Mando. Mereka rela tidak dibayar untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak putus sekolah di kompleks pasar bersehati itu. Memang berdirinya komunitas ini sejak Bulan Februari 2010 tahun lalu, yang pertamanya bermula dari Taman Kesatuan Bangsa Manado, dimana waktu itu mereka hanya beranggotakan 5 orang dengan peserta dari anak – anak putus sekolah ada 10 orang. Komunitas Dinding Manado adalah sebuah perkumpulan relawan para anak muda yang mengajar sebagian besar anak putus sekolah serta anak yang tak pernah mengecap pendidikan formal. Dua wart

AJI Indonesia Selenggarakan UKJ di Manado

MANADO – Mengawali pelaksanaan Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bekerja sama dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia, Jumat 24 Januari 2020, menggelar Workshop Etik dan Profesionalisme Jurnalis dengan tema ‘Profesionalisme Jurnalis Menghadapi Hoax’, bertempat di Hotel Ibis, Manado. Hasudungan Sirait dari AJI Indonesia menjelaskan, media massa sesuai namanya adalah media milik masyarakat. Sehingga media massa harus benar-benar mengikuti kemauan atau mandat dari masyarakat bukan dari para pemodal. Tak heran saat ini, menurut Hasudungan yang juga Kepala Sekolah Jurnalis AJI, banyak media yang kemudian tak bisa bertahan karena kehilangan mandat dari masyarakat, seiring dengan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada media massa yang terlalu tunduk pada kepentingan pemodal. “Jika ada media yang tutup kemudian menyalahkan kondisi pembaca yang kurang, itu sebenarnya harus introspeksi, karena mereka telah kehilangan mandat dari masyarakat da

Andi dan Nabil, 2 Bocah Putus Sekolah Mengais Pendidikan dari Komunitas Dinding

Anggota kelompok IV Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) AJI Manado, Joice Bukarakombang dan Devy Kumaat, sedang mewawancarai Yestin Rasyid, ibu dari Andi dan Nabil. MANADO - Pasar Bersehati di Kota Manado, memang merupakan pusat perekonomian dan tempat berjualan para pedagang, namun bagi puluhan anak, itu adalah tempat mereka bermain. Setiap hari mereka anak-anak ini bermain bersama, ada yang masih sekolah ada juga yang putus sekolah. Lantai II menjadi tempat favorit mereka untuk bermain. Mulai berlari-lari, bermain kartu, juga permainan lain yang membuat mereka senang dan bahagia. Ada Andi Rasid dan Nabil adiknya, sudah tidak bersekolah. Andi sudah berhenti sekolah saat baru dua minggu masuk kelas 6 Sekolah Dasar (SD). Ia bungkam saat ditanya kenapa berhenti dari sekolah, namun di benaknya masih ada cita-cita yang ingin dicapai. "Ingin jadi polisi," katanya, sembari menundukkan kepala. Padahal, teman sebayanya mengatakan, Andi teman yang